Topik 2 - Koneksi Antar Materi - Filosofi Pendidikan Indonesia

 Topik 2 - Koneksi Antar Materi - Filosofi Pendidikan Indonesia

A.M. Ramadhan


"Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya"




Pada kesempatan ini penulis mencoba menyinpulkan dan merefleksikan hasil pembelajaran Topik 2 pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia. Untuk mempermudah dalam membaca dan memaknai, maka penulisan disusun berdasarkan poin pertanyaan-pertanyaan pemantik.

1.       Bagaimana kesimpulan dan penjelasan mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang sudah dipelajari?

Menurut KHD (2009), “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. Pendidik merupakan seseorang yang hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. 

Kodrat alam dan kodrat zaman menjadi perhatian bagi KHD dalam mengelaborasi pendidikan, Menurutnya, pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya peserta didik di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan peserta didik di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur. Selain itu, Budi Pekerti menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan di Indonesia. Budi Pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya. Keselarasan hidup anak dilatih melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan dirinya kemudian dilatih mengelola diri agar mampu memiliki kesadaran sosial bahwa ia tidak hidup sendiri. Dan keluarga menjadi  tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual).

Ki Hajar Dewantara mengenalkan sistem among sebagai metode pendidikan yang menekankan pada proses pembelajaran, yang dikenal dengan: Ing Ngarso Sung Tuladha (guru memahami tentang apa yang dapat ia bantu kepada murid dan menjadi teladan), Ing Madya Mangun Kusumo (guru membangkitkan semangat murid dengan metode-metodenya), Tut Wuri Handayani (guru tidak hanya memberi motivasi, namum juga memberikan saran kepada murid). ‘Momong’ memiliki makna merawat dengan tulus kasih serta mentransformasikan kebiasaan-kebiasaan baik disertai doa dan harapan. ‘Among’ bermakna memberikan contoh tentang baik dan buruk tanpa harus mengambil hak murid agar bisa tumbuh dan berkembang dalam suasana batin yang Merdeka. ‘Ngemong’ merupakan proses untuk merawat dan menjaga agar murid mampu mengembangkan dirinya berdasarkan nilai yang telah diperoleh sesuai kodratnya.

2.       Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari topik ini?

Yang saya percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum mempelajari topik ini adalah bahwasanya memang peserta didik memiliki perbedaan tiap individunya dan peserta didik harus mengikuti apa saja pembelajaran yang telah disusun oleh guru. Siswa meniru dan meneladani guru, oleh karenanya guru harus menjadi contoh terbaik bagi siswanya.

3.       Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini?

Yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari topik ini adalah terkait posisi siswa dan peranan guru dalam sebuah sistem pembelajaran. Pengetahuan saya bertambah terkait konsep pendidikan yang dimaksudkan oleh Ki Hajar Dewantara. Siswa memiliki kodrat alam dan kodrat zaman tersendiri, dimana hal itu dalam pendidikan harus menjadi sesuatu yang dikuatkan dan dimerdekakan. Disinilah peran guru sebagai “penuntun”, dan juga menjalankan sistem among harus menjadi dasar sistem pendidikan yang berjalan.

4.       Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan pemikiran KHD?

Saat saya mengajar di kelas, saya akan berusaha menerapkan pemikiran KHD yang memandang pentingnya menjaga interaksi aktif dan membimbing siswa selama proses pembelajaran. Terus meningkatkan kemampuan saya sebagai guru profesional, dan mengikuti perkembangan teknologi dan keterampilan abad 21 supaya saya bisa membuat pembelajaran yang lebih baik. Dalam hal ini, saya akan mengadopsi variasi model, metode, dan asesmen yang mengakomodasi kebutuhan dan karakteristik siswa serta kondisi sekolah, sehingga siswa bisa lebih merdeka dalam belajar. Selain itu, saya juga akan tetap memantau perkembangan keterampilan dan sikap siswa agar bisa memberi bantuan yang dibutuhkan saat diperlukan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini